Abdullah Syam Kembali Pimpin DPP LDII

Jakarta (10/11). Dari kesepakatan 32 dari 34 propinsi, memilih kembali Abdullah Syam sebagai Ketua Umum DPP LDII periode 2016-2021. Seremoni pelantikan menjadi menutup Munas ke-8 LDII yang telah berlangsung selama tiga hari.
Chriswanto Santoso, Ketua Sidang Munas hari itu (10/10), menyerahkan panji-panji kepada Ketua Umum terpilih di hadapan 1500 peserta dari seluruh Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia. Dalam acara penutupan, pria yang juga Ketua DPP LDII itu juga menyampaikan laporan rekomendasi hasil pembekalan materi selama Munas berlangsung dan Focus Group Discussion pra-Munas, pada September lalu.
Ia menyampaikan, bahwa LDII kini tengah mencermati perubahan ekskalasi peradaban yang terjadi. Dengan kondisi yang membuat ​informasi dan komunikasi yang liberal inilah,​ LDII berpandangan bahwa​ ada hal-hal yang tidak boleh berubah seperti nilai-nilai universal dan​ moral​, salah satunya ​​kemampuan mengemban amanah. "A​papun bentuk tekanannya, bangsa Indonesia harus ​tetap​ mampu menjaga nilai-nilai Pa​n​casila, agar jati diri bangsa t​erjaga," tuturnya.
Telah diketahui bahwa pertumbuhan penduduk mengalami lonjakan, di berbagai negara. Dengan keadaan yang terus mengalami perubahan, jati diri bangsa harus tetap tegak. Ibarat kincir angin globalisasi dapat terkonversi jadi angin yang positif. Menyikapi situasi tersebut, LDII akan melakukan peningkatan faktor SDM baik formal maupun informal sesuai perkembangan zaman.
Hal tersebut diwujudkan dengan iklim pendidikan yang memadai yakni peran guru, maka LDII berharap agar generasi muda menghargai para pendidik, dengan demikian iklim pendidikan akan kondusif. Pada akhirnya nanti, akan memenuhi kapasitas profesionalitas dan religius yang memadai.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Ketua Umum terpilih, Abdullah Syam mengungkapkan bahwa ada amanah yang diemban oleh LDII dan terus akan diupayakan untuk membangun dan meningkatkan kualitas SDM yang profesional dan religius serta menjadi warga negara yang baik. "Selalu memberikan 3 hal bagi bangsa, yaitu berkarya, beramal sholeh, dan dikomunikasikan hingga akhirnya bermanfaat bagi orang lain," kata Syam.
Sebab, seiring dengan diciptakannya teknologi, sudah seharusnya pendidikan kondusif dapat menghindari sisi negatif teknologi agar SDM berhasil guna dan berdaya guna. Dua jenis upaya strategis telah dilahirkan oleh LDII, yakni pikup.co.id yang telah memberikan pengembangan ekonomi syariah serta memformalisasikan kode etik penggunaan media sosial dengan "Berinternet Sehat" dalam upaya menjaga jati diri bangsa yang gotong royong dan rukun.
Seperti pengupayaan paperless selama Munas berlangsung. Dengan memanfaatkan generasi muda melek teknologi, LDII mengedukasikan kepada para peserta Munas untuk mengunduh materi keseluruhan melalui situs yang telah disediakan.
Pada akhirnya LDII mencermati, karena terjadinya faktor globalisasi ganda pada para individu, mau tidak mau akan mengalami proses peleburan nilai dari nilai budaya maupun nilai dari luar yang diperoleh melalui informasi.
Hal ini menghasilkan resultan manifestasi yang dapat bersifat dangkal dan esensial yang diperkirakan tidak mampu menangkal globalisasi serta dapat meningkatkan kemiskinan pada tingkat global seperti dicontohkan di kawasan Afrika dan Asia Selatan.
Dampak global ganda, juga dapat memakan konflik intra atau antar negara di berbagai kawasan seluruh dunia yang peningkatannya hingga pertengahan 2015, menjadi 4.7 juta jiwa. (Noni/LINES)

Posting Komentar