RADAR DEPOK.COM – Toleransi antar umat beragama terasa betul pada pelaksanaan Salat Idul Fitri (Ied) di Kota Depok. Itu terlihat di Lapangan Kamboja milik Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, depan Gereja Bethel Indonesia, Kelurahan Depok, Minggu (25/6).
Ribuan jamaah yang salat, merupakan warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan warga sekitar Kota Depok tersebut. Mereka salat di lapangan tersebut.
Sementara itu, pada saat yang sama. Para jemaah gereja juga akan melaksanakan ibadah seperti biasa. Namun diundur waktunya. Mereka sangat menghormati perbedaan agama.
Ketua DPD LDII Kota Depok, Ratman Latif, mengatakan bahwa Salat Ied di depan gereja sudah dilakukan belasan tahun. Artinya hampir tiap tahun melaksanakan Salat Ied dan Idul Adha di depan Gereja Bethel Indonesia ini.
“Untuk lapangan kami pinjam dari Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein,” kata Latif, kepada Radar Depok usai melaksanakan Salat Idul Fitri.
Menurut mantan kepala UPT Pendidikan Bojongsari itu, salat Ied di depan gereja ini wujud keharmonisan antar umat beragama. Bahkan sisi lainya menjalan Ukhuwah Islam. “Ini bentuk kerjasama antar umat beragama dan kerukunan, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan,” terang dia.
Terlebih dia mengatakan, pelaksanaan Salat Idul Fitri yang dilaksanakan LDII Kota Depok dibagi enam titik di 11 kecamatan, termasuk pelaksanaan salat di lapangan ini.
“Jumlah jamaah ribuan, tapi biasanya hampir ke jalan mereka salat. Tetapi itu tadi momen Lebaran banyak yang mudik ke kampung halaman,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina DPD LDII Kota Depok, Cahaya Biltoni, menuturkan bahwa Salat Idul Fitri berjamaah di depan salah satu beribadatan umat lain bentuk dari memperkuat kekuatan bangsa yang sekarang ini sudah dipecah belah banyak orang tak bertangungjawab.
Maka dari itu, untuk menjaga keutuhan negeri ini harus bersatu, saling rukun, saling hormat sesama umat bergama, sehingga tidak mudah di adu domba oleh orang luar.
“Jangan mau diprovokasi dari luar, kita (LDII) sudah mulai membina tantanan awal yakni dari keluarga, lingkungan, kemudian berbudi luhur kepada tentanga, meski berbeda keyakinan,” ulasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan juga bahwa salat Ied di depan gerja bukti kerukunan bergama. Oleh karena itu, ini harus dibina terus dan menjalin keharmonisan dan saling toleransi. “Wujud kerukunan ini, kami terus kembangkan,” tandasnya.
Masih di lokasi. Wakil Ketua LDII Kota Depok, Imam Turidi, mengatakan jika pihaknya akan terus berdakwah secara baik dan sopan santun dan mengedepankan kebersamaan.
Selain juga, kata dia, menjaga intolerasi, sehingga kerukunan terus terjaga. Dimana pihaknya selalu berdakwah dengan ucapan, dengan tulisan, dan dengan perbuatan.
“Ini poin terpenting, karena kerukunan itu indah,” kata IT sapaan akrabnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, selama pelaksaan salat Ied ini pihak gereja mengudurkan sedikit waktu ibadah para jemaatnya. Ini adalah bentuk mereka menghormati kaum muslimin salat berjamaah di depan gereja.
“Momen ini indah sekali terlihat kebersamaan. Apalagi pihak gereja mengudurkan sedikit waktu untuk beribadah, kebetulan hari Minggu bertepatan dengan ibadah mereka,” kata dia.
Pelaksanaan salat Ied ini, semua persiapan dilakukan oleh Pramuka Sekawan Satuan Komunitas Persada Nusantara sebanyak 60 orang lebih. Mereka, kata dia, mempersiapkan salat Ied dari awal sampai selesai. “Anak pramuka ada 60 orang dan mereka menginap di lapangan sebelum melaksanakan Salat Ied,” tutupnya. (irw)
Sumber : http://radardepok.com/2017/06/indahnya-toleransi-saat-warga-ldii-salat-ied/
Posting Komentar